Diskusi dan Penyuluhan KWT Bersama Tim KKN Unsoed 2024 dan Penyuluh Pertanian

Image

Kamis, 1 Agustus 2024, Kelompok Wanita Tani (KWT) Boga Sari Desa Kedunggede mengadakan diskusi bersama dengan seluruh pengurus serta anggota KWT. Kegiatan yang dilaksanakan di Pendopo Karangjengkol Kedunggede tersebut turut mengundang Ibu Dian Adha Sari, S.Pt. selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Lumbir serta mahasiswa dari KKN Universitas Jenderal Soedirman. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Kurningsih selaku Ketua KWT menjelaskan bahwa diskusi yang rutin dilaksanakan ini membahas mengenai program kerja KWT serta monitoring kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya, salah satunya pembuatan pupuk bersama mahasiswa KKN Universitas Jenderal Soedirman. Selain itu Ketua KWT menambahkan bahwa musim kemarau panjang menjadi tantangan bagi KWT dikarenakan mempengaruhi pertumbuhan tanaman serta pasokan air.

Satu minggu sebelumnya Tim KKN Universitas Jenderal Soedirman telah mengadakan pelatihan kepada KWT Boga Sari mengenai pembuatan pupuk organik padat di area lahan KWT, Desa Kedunggede. Pupuk organik padat merupakan pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhirnya berbentuk padat. Bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk tersebut tidaklah sulit untuk didapatkan seperti kotoran hewan, serbuk gergaji, abu, kapur dolomit, aktivator (EM4), molase dan air. Cara pembuatannya juga cukup mudah yaitu dengan meletakan kotoran hewan di tanah kemudian diratakan bawahnya lalu disemprot dengan larutan dari campuran air, EM4, dan molase sampai terasa lembab kemudian ditambah bahan lainnya setelahnya diratakan, setelah itu disimpan di dalam karung selama kurang lebih satu bulan di bawah medium yang teduh.

Desa kedunggede sudah memiliki banyak sumber daya yang dibutuhkan terkait dengan bahan utama seperti kotoran kambing, karena jumlah peternak kambing jumlahnya tergolong banyak dan masih banyak peternak yang belum mengelola limbah kotorannya dengan baik padahal hal tersebut memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi. Bahan penunjang lain juga banyak tersedia seperti serbuk gergaji dan abu, karena di Desa Kedunggede banyak terdapat tempat pembuatan bata merah dan banyak daerah tempat potong kayu. Potensi penjualan pupuk organik tersebut sangatlah tinggi, karena pupuk organik memiliki hasil yang lebih bagus terhadap tanah dan tanaman secara jangka panjang serta tidak mencemari lingkungan atau minim emisi.

Dalam acara tersebut anggota KWT sangat antusias, mereka dengan semangat membantu tim KKN Universitas Jenderal Soedirman dalam persiapan maupun pada saat pelaksanaan pembuatan pupuk tersebut. ”Kami berharap dengan adanya pelatihan seperti ini bisa memberikan manfaat bagi KWT Boga Sari secara khusus dan Desa Kedunggede secara umum dalam usaha peningkatan ekonomi masyarakat desa’’. (Tim KKN Universitas Jenderal Soedirman, 2024)

  

.

Komentar